Hingga tahun 1979, kompetisi sepak bola nasional di Indonesia
diselenggarakan secara amatir, dan lebih dikenal dengan istilah Perserikatan. Pada tahun 1979/1980 diperkenalkan kompetisi Galatama (Liga
Sepak Bola Utama). Meski demikian, baik Perserikatan maupun Galatama tetap
berjalan sendiri-sendiri. Galatama merupakan kompetisi sepak bola
semi-profesional yang terdiri dari sebuah divisi tunggal (kecuali pada musim
tahun 1983 dan 1990 terdiri dari 2 divisi). Kompetisi Galatama adalah
sebuah akronim yang memiliki kepanjangan Liga Sepakbola Utama. Liga ini
merupakan sejarah pertama kali Indonesia mengenal sepakbola semi-profesional.
Galatama bergulir antara tahun 1979 dan 1994.
Hingga musim kompetisi 1982 PSSI mengizinkan penggunaan pemain
asing di pentas Galatama. Ada satu orang pemain asing asal Singapura yang
sangat tenar di kompetisi Galatama yaitu Fandi Ahmad yang memperkuat Niac Mitra
Surabaya. Bersama Niac Mitra Fandi Ahmad berhasil membawa klubnya menjadi
jawara di Galatama. Namun setelah itu Fandi Ahmad harus keluar dari Indonesia
karena adanya regulasi larangan penggunaan pemain asing di Galatama.
Galatama semula diikuti hanya delapan klu. Selanjutnya
berkembang terus dan meramaikan putaran kompetisi nasonal yang selama itu
pelaksanaannya kurang teratur. Namun Galatama menimbulkan masalah baru, kareena
klub-klub perserikatan menganggap kehadiran Galatama sebagai hal yang tidak
menyenangkan, yang terlalu dimanjakan.
Pada awal-awal kompetisi, minat masyarakat bola cukup tinggi
sehingga mampu menyedot setiap pertandingan. Namun di tengah-tengah minat yang
tinggi itulah, klub-klub Galatama digerogoti pengaturan skor yang dilakukan
oleh para petaruh/penjudi. Akibatnya beberapa pemain yang ketahuan kena suap,
diajukan ke pengadilan, demikian juga para penyuapnya. Pamor Galatama dari
tahun ke tahun mengalami penurunan. Terlebih sejak dikeluarkannya pelarangan
pemain asing, kemudian adanya kecurigaan main mata antarbeberapa klub,
diperparah isu suap. Galatama bukan hanya ditinggalkan penonton, satu per satu
klub pesertanya mengundurkan diri.
Tidak hanya itu, wajah sepakbola Indonesia kemudian menjadi
semakin beringas. Ketidakpuasan terhadap kepemimpinan wasit, kekurangdewasaan
penonton dalam menerima kekalahan dengan mudah dapat menyulut emosi. Kerusuhan
demi kerusuhan begitu cepat berubah menjadi amuk. Apalagi hal ini diperparah
oleh ketidaktegasan PSSI dalam bersikap pada setiap kasus kerusuhan, sehingga
tidak juga menimbulkan efek jera. Akhirnya mimpi-mimpi sepakbola Indonesia
menuju pentas dunia, seperti yang dulu dikampanyekan oleh PSSI-pun semakin jauh
dari kenyataan.
Menjelang musim kompetisi 1993-1994, tak banyak klub-klub
Galatama yang bisa bertahan dari kesulitan finansial. Sungguh berbeda dengan
tim-tim asal perserikatan yang masih bisa eksis karena ditopang dana APBD.
Untuk menyelamatkan klub-klub Galatama tersebut, PSSI akhirnya melakukan sebuah
revolusi dengan membuat sebuah kompetisi baru dengan menggabungkan tim
perserikatan dengan Galatama yang dikenal dengan Liga Indonesia pada tahun
1994.
Juara Galatama
Musim
|
Juara
|
Hasil
|
Runner-up
|
Jayakarta
|
|||
Niac Mitra
|
|||
1-0
|
|||
Yanita Utama
|
UMS 80
|
||
Krama Yudha Tiga Berlian
|
|||
Niac Mitra
|
Pelita Jaya
|
||
Pelita Jaya
|
Niac Mitra
|
||
Pelita Jaya
|
Krama Yudha Tiga Berlian
|
||
Arseto
|
|||
Pupuk Kaltim
|
|||
Pelita Jaya
|
1-0
|
Berikut ini daftar klub yabg pernah berkiprah di kompetisi GALATAMA :
1. Aceh Putra (Lhokseumawe, Aceh) 1990-1994
2.Pardedetex (Medan) 1979-1984
3.Mercu Buana (Medan) 1980-1984
4.Medan Jaya (Medan) 1987-1994
5.Semen Padang (Padang) 1983-sekarang
6.Pusri Palembang (Palembang) 1987-1989
7.Jaka Utama Lampung/Yanita Utama (1983)/Tiga Berlian
(1985)/Krama Yudha Tiga Berlian(1986) (1979 Lampung,1983 Bogor,1986
Palembang,1990 Bekasi) 1979-1991
8.Lampung Putra (Lampung) 1987-1989
9. Warna Agung (Jakarta) 1979-1994
10. Jayakarta (jakarta) 1979-1982
11. Indonesia Muda (Jakarta) 1979-1984
12. BBSA (Bangka Billiton Sports Association) Tama (Jakarta)
1979/1980 1 musim
13. Buana Putra (Jakarta) 1979-1982
14. Cahaya Kita (Jakarta) 1979-1982
15, Tunas Inti (Jakarta) 1979-1987
16. Angkasa (Jakarta) 1980-1984
17. UMS '80 (Jakarta) 1980-1984
18. Arseto (1979 Jakarta, 1983 Solo/Surakarta ) 1979-1994
19. Pelita Jaya (Jakarta) 1986-sekarng
20.Perkesa '78/Perkesa Mataram(1987)/Mataram Putra(1992)(1979
Bogor, 1980Sidoarjo,1987 Yogyakarta) 1979-1994
21.Sari Bumi Raya (1979 Bandung, 1980 Yogyakarta) 1979-1984
22.Tempo Utama (Bandung) 1983/84 1 musim
23.Bandung Raya (Bandung) 1987-1994
24.Bintang Timur (Cirebon) 1980-1983
25.Tidar Sakti (Magelang) 1979-1982
26.Gajah Mungkur Muria Tama (Kudus) 1990-1992 1 musim
27.B.P.D. Jateng (Semarang) 1988-1994
28.Niac Mitra/Mitra Surabaya(1990) (Surabaya) 1979-1994
29.ASGG Assyabaab Salim Grup Galatama/1992 ASGS (Surabaya)
1990-1994 Petrokimia Putra (Gresik) 1988-1994
30.Arema (Malang) 1987-sekarang
31.Bentoel Galatama (Jember) 1990/1992 1 musim
32.Caprina (Denpasar) 1983/84 1 musim
33.Bali Yudha (Denpasar) 1984 1 musim
34.Gelora Dewata (Denpasar) 1990-1994
35.Barito Putra (Banjarmasin) 1988-1994
36.Pupuk Kaltim (Bontang) 1989-sekarang
37.Putra Mahakam/1993 Putra Samarinda (Samarinda) 1990-1994
38.Makassar Utama (Makassar) 1980-1989
39.Bima Kencana (Makassar) 1983/84 1 musim
40.Palu Putra(Palu) 1987-1989
Dari sekian banyak tim ex Galatama tinggal beberapa tim yang
masih tetap eksis hingga detik ini, meskipun ada beberapa tim yang merger,
ganti nama ataupun pindah home base.
* Hingga saat ini yang masih eksis, antara lain:
·
Super Liga: Arema,
Pelita Jaya sekarang Pelita Jabar (pindah homebase di Kab Bandung), Gelora
Dewata sekarang Deltras Sidoarjo(diakuisisi Pemkab Sidoarjo)
·
Divisi Utama:
Putra Samarinda menjadi Persisam Putra Samarinda (hasil merger dengan Persisam
Samarinda), Petrokimia Putra sekarang Gresik United (hasil merger dengan
Persegres Gresik), Mitra Surabaya sekarang Mitra Kukar diakuisisi oleh Pemda
Kutai Kartanegara Tenggarong.
·
Divisi II: Barito
Putra, Medan Jaya sekarang Penajam Medan Jaya (diakuisisi oleh Pemkab Penajam
Paser Utara Kaltim.
·
Divisi III
Regional: Bandung Raya, sempat vakum beberapa tahun tidak mengikuti kompetisi
setelah bubar pada pra Ligina Ke I.ditambah lagi dengan Pro Duta di Divisi I
·
Top Scorer
Musim
|
Nama
|
Klub
|
Goals
|
1979/1980
|
Hadi
Ismanto
|
Indonesia
Muda
|
22
|
1980/1982
|
Syamsul
Arifin
|
Niac
Mitra
|
30
|
1982/1983
|
Dede
Sulaiman
|
Niac
Mitra
|
17
|
1983/1984
|
Mercu
Buana
|
16
|
|
1984
|
Bambang
Nurdiansyah
|
Yanita
Utama
|
13
|
1985
|
Bambang
Nurdiansyah
|
Krama
Yudha Tiga Berlian
|
9
|
1986/1987
|
Arseto
|
9
|
|
1987/1988
|
Nasrul
Kotto
|
Arseto
|
16
|
1988/1989
|
Mecky Tata & Dadang kurnia
|
Arema
& Bandung Raya
|
18
|
1990
|
Ricky
Yakobi
|
Arseto
|
|
1990/1992
|
Arema
|
21
|
|
1992/1993
|
Singgih
Pitono
|
Arema
|
16
|
1993/1994
|
Pelita
Jaya
|
19
|
sumber : ini
No comments:
Post a Comment