Mungkin tak banyak orang tau siapa Eddy Meeng. Dan mungkin
orang memang sudah lupa tentang sejarah sepakbola kota tempo dulu yang bernama
Batavia. Freddy
Henry atau yang biasa disapa Eddy Meeng lahir pada 20 Desember 1908 di
Pladjoekota Palembang, Sumatera Selatan. Karena ayahnya di tugaskan di pulau
jawa, maka lau ia Keluarga kemudian pindah ke Jawa dan menetap di Batavia (nama
kota sebelum jakarta sekarang).
Bersama
dengan adiknya Frans, Eddy sangat gila sepak bola. Mereka memiliki bakat yang
luar biasa dari anak-anak seusianya. Lalu pada usianya yang ketiga belas ia dan
Frans bergabung dalam Asosiasi Sport Internal Administrasi (SVBB), kemudian
mereka juga sempat bergabung ke klub Boys Blue, klub yang dididirikan oleh
salah seorang petinggi kompeni Belanda. Dan di klub ini lah Eddy tertempa
sebagai palang pintu di garis belakang.
Selama
berkiprah di blantika sepakbola, Eddy Meeng telah bermain dari 1921 sampai pada
Perang Dunia II..Ia juga sempat menyebutkan kalau sang adik Frans adalah
seorang pemain lapangan tengah yang baik. Sedangkan Eddy, dulu juga
kadang-kadang bermain sebagai penyerang. Eddy
Meeng sangat merasakan kesuksesasannya dalam karik sepakbolanya di era
1928-1930.Yang menjadi kenangan terindah sampai di usia senjanya. Pada era
1928-1930, tim SBVV Batavia memang menjadi tim yang sangat menakutkan di
kawasan asia. Di tim ini juga muncul nama-nama besar seperti Lasso, Van
Hooydonk, Bert Bax, Sumo (yang di juluki Hercules), Weise, Chris Mols, dan
Janus Becker.
Sebagai pelatihnya tim Batavia di isi oleh orang Belanda
tulen bernama "Paatje" Crompvoets. Paatje juga termasuk pelatih yang
paling berhasil di era tahun 1930 an kenang " Meeng Eddy". Keberhasilan
SVBB Batavia memang sungguh luar biasa karena prestasinya dicapai setelah
beberapa tahun sebagai klub promosi.
Puncak
sepakbola Eddy Meeng dalam kehidupannya adalah saat timnya memenangi kejuaraan
di Surabaya. Pada saat itu Tim Surabaya memiliki seorang stiker tangguh bernama
Bep Bakhuy, bahkan stiker ini pada tahun 1937 menandatangani kontrak dengan FC
Metz Perancis. Tapi tugas untuk menjinakan Bep Bakhuy akhirnya sukses di emban
Eddy Meeng. Batavia pun akhirnya menang dengan skor 4-3.
Berkat prestasi itu,tim SVBB Batavia akhinya tercatat sebagai
klub penyumbang pemain terbanyak dalam tim Hindia Belanda yang berpartisipasi
dalam Piala Dunia 1938 di Perancis. Salah satu hal yang ia sesalkan adalah
kesempatan yang ia buang takkala ia harus bekerja penjadi angkatan laut , di
banding membela tim Hindia Belanda di Piala Dunia 1938. Sementara sang adik
Frans Meeng tetap memilih untuk meperkuat tim Hindia Belanda.
Tapi
nasip Edy Meeng, masih terbilang beruntung. Mengingat sampai saat ia masih bisa
mengenang prestasi sepakbolanya di usia yang menginjak 99 tahun. Sementara sang
adik Frans Meeng terbunuh, saat di tangakap tentara Jepang di tahun 1944. Nama
Frans Meeng termasuk di dalam 4.200 daftar " Romusha " yang tertawan.
No comments:
Post a Comment